\
Selamat datang di Blog Resmi Konsulat Jenderal Republik Indonesia Kuching
Berita

Rangkaian Kegiatan Dalam Rangka Peringatan Hardiknas

Thursday 16 May 20130 comments

Pada tanggal 27 Maret 2013 tim dari KJRI Kuching yang dipimpin langsung oleh Konsul Jenderal RI mengadakan kunjungan ke Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Ladang Tabung Haji Plantation, Gedong, Sarawak yang baru saja dibuka atas inisiatif KJRI Kuching bekerjasama dengan pihak perusahaan, untuk melihat secara langsung kegiatan belajar mengajar di ladang tersebut, serta membagikan perlengkapan sekolah dan peralatan tulis menulis kepada semua peserta didik. Di perkebunan kelapa sawit inisebanyak 33 orang peserta didik telah mendapatkan fasilitas pendidikan tingkat Taman Kanak-Kanak dan Tingkat Sekolah Dasara yang dibimbing oleh 2 orang guru yang telah diberi pelatihan di KJRI Kuching sebelumnya.

Selanjutnya pada tanggal 8 – 10 April 2013, Konsul Jenderal RI didampingi Pejabat Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya serta beberapa staf melakukan kunjungan kerja ke perkebunan kelapa sawit di Miri milik perusahaan Sarawak Oil Palm Berhad (SOPB) dan Sarawak Plantation Berhad (SPB).

SOPB adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berdiri sejak tahun 1969 dan memiliki keluasan 60.000 ha yang terbagi menjadi 33 estate dengan penyerapan Tenaga Kerja Indonesia sebanyak 7.500 orang pekerja. Diperkirakan terdapat sekitar 850 orang anak-anak TKI usia sekolah berada di perusahaan tersebut karena terpaksa harus ikut orang tuanya yang bekerja sebagai TKI sektor perladangan dan mereka tidak dapat mengikuti persekolahan formal di Malaysia karena terkendala oleh peraturan pemerintah setempat yang tidak menerima pelajar asing kecuali di sekolah-sekolah swasta.

Sebagai bentuk Corporate Social  Responsibility (CSR) serta tanggungjawab moral, dan himbauan dari KJRI Kuching pihak perusahaan SOPB telah mendirikan sekolah non formal atau yang dikenali dengan Community Learning Center (CLC) sebanyak 6 (enam) buah sekolah yang dapat menampung 189 anak-anak TKI di perusahaan tersebut.

Sementara itu, perusahaan SPB Miri mempunyai 7 buah estate dan diperkirakan terdapat 300 anak TKI usia sekolah dan saat ini baru 60 orang yang dapat ditampung di 2 buah CLC yang ada. Selain memperhatikan masalah pendidikan anak-anak TKI bentuk CSR perusahaan terhadap pekerja adalah dengan dibangunnya sebuah Masjid Indonesia bernila Rp 3 miliar ditengah ladang, pusat penjagaan anak, klinik kesehatan yang lengkap dengan fasilitas ambulan dan menjalin kerjasama dengan pihak Bank Muamalat Indonesia yang bisa diakses online dari ladang, untuk memudahkan TKI melakukan transaksi dan pengiriman uang ke Indonesia. Selanjutnya pihak perusahaan membawa rombongan KJRI Kuching untuk meninjau satu persatu fasilitas yang disediakan untuk TKI mulai dari tempat penitipan anak, Masjid, Klinik Kesehatan, dan 2 buah CLC yaitu CLC ladang iga dan CLC Ladang Bukit Paninjau.

Selanjutnya pada tanggal 29 April 2013 Tim dari KJRI Kuching yang dipimpin Konsul Jenderal RI dengan didampingi oleh Pejabat Pelaksana Fungsi Konsuler, Dharma Wanita Persatuan dan beberapa orang staf melakukan kunjungan dan peninjauan terhadap kegiatan belajar mengajar diCommunity Learning Center (CLC) di perusahaan PBB Oil Palm Berhad yang merupakan anak perusahaan Wilmar International Limited yang mana perusahaan tersebut telah mendirikan 2 (dua) buah sekolahan khusus untuk anak-anak Indonesia yang cukup lengkap dan memadai dan yang terbaik diantara CLC yang ada di Sarawak yaitu CLC Saremas dan CLC Segarmas. CLC Saremas telas diresmikan oleh KJRI Kuching pada tahun 2010 dan saat ini telah menampung sekitar 80 orang pelajar dari kalanngan anak-anak TKI.

Sementara itu CLC Segarmas baru dibuka dan peresmiannya dilakukan oleh Konsul Jenderal RI pada tanggal 29  April 2013 dengan menandatangani prasasti yang disaksikan oleh pimpinan perusahaan dan jajarannya, para guru murid dan wali murid.

Pada kunjungan tersebut selain melakukan dialog dengan pihak perusahaan, pelajar, wali murid dan guru-guru juga dilakukan pembagian peralatan sekolah kepada pelajar yang disampaikan oleh ibu-ibu anggota Dharma Wanita Persatuan KJRI Kuching.

Selanjutnya pada tanggal 30 April 2013 Tim mengunjungi perusahaan Sime Darby Plantation Sdn. Bhd. di Lavang Estate, Bintulu untuk meninjau perkembangan pendidikan anak-anak TKI di sekolah tersebut. Pada kunjungan sebelumnya Konjen RI menemukan banyak anak-anak TKI usia sekolah berkeliaran tanpa mendapatkan pendidikan sama sekali. Kemudian KJRI memberikan himbauan kepada perusahaan agar memperhatikan pendidikan anak-anak tersebut sebagau Social Corporate Responsibelity (CSR) perusahaan, mengingat Sime Darby adalah perusahaan perladangan kelapa sawit terbesar di Sarawak.

Pada kunjungan kali ini didapati perusahaan telah mendirikan sebuah bangunan sekolah yang cukup megah dengan fasilitas yang mencukupi termasuk perumahan guru, namun baru akan beroperasi pada bulan Juli 2013 karena masih menunggu persiapan-persiapan sarana pembelajaran yang belum lengkap. Sementara seorang guru telah dipersiapkan dan sudah pernah dikirin ke KJRI untuk mengikuti pelatihan guru. Saat ini kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah pekerja yang berlokasi di Ladang Pekaka yang hanya menampung sekitar 40 orang anak didik.

Kegiatan di ladang tersebut adalah berdialog mengenai pendidikan anak-anak dan acara seremonial berupa penyambutan yang sangat meriah terhadap tim KJRI Kuching yang dihadiri oleh ratusan TKI dan anak-anak TKI

Pada kesempatan tersebut Konsul Jenderal RI menyampaikan hal-hal sebagai berikut

Penghargaan dan terima kasih kepada perusahaan karena telah memenuhi himbauan KJRI dalam pendirian CLC sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan anak-anak karena sebagaimana diketahui pendidikan anak-anak tersebut bukan hanya sebagai tanggung jawab perusahaan tetapi sudah menjadi kesepakatan bersama pemimpin kedua buah negara Indonesia dan Malaysia dalam pertemuan yang diselenggarakan setiap tahun yang juga membahas mengenai pendidikan anak-anak TKI yang berada di perkebunan di Malaysia.

Disampaikan juga bahwa pemerintah Indonesia tidak menuntut dan meminta yang berlebihan kepada perusahaan  dalam hal pendidikan anak-anak tersebut, tetapi cukup sebatas membekali mereka dengan keterampilan membaca, menulis dan berhitung, mengajari budi pekerti dan pengetahuan umum tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga mereka dapat mengikuti ujian Paket A yang nantinya dapat dipergunakan untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Indonesia.

Kepada manajemen perusahaan Konsul Jenderal RI juga menyampaikan bahwa kepedulian perusahaan terhadap pendidikan anak-anak Indonesia bukan hanya sebagai tanggung jawab sosial tetapi jauh dari itu merupakan amal ibadah yang nantinya akan tetap dikenang oleh anak-anak tersebut dalam meniti karier selanjutnya. Tidak ada yang mengetahui mereka suatu saat akan menjadi pemimpin atau tokoh penting negara, sudah tentu jasa perusahaan akan tetap mereka kenang.

Menyinggung mengenai TKI yang bekerja di ladang tersebut, Konjen RI  berpesan bahwa setiap komponen dalam ladang tidak ada yang tidak penting. Mulai dari ladang Itu sendiri, pemilik modal, manager, staf dan terutama TKI semua saling membutuhkan dan berperan penting serta tidak bisa ditiadakan salah satu dari yang lainnya. Jadi diharapkan agar pihak perusahaan memandang TKI sebagai bagian yang tidak boleh dipisahkan dari perusahaan dengan memperhatikan hajat hidup dan kesejahteraannya.

Malaysia akan melaksanakan PEMILU pada tanggal 15 Mei 2013. Sehubungan dengan itu Konjen RI menghimbau kepada WNI agar tidak melibatkan diri dengan politik dan tidak terpancing untuk ikut terlibat karena hal tersebut menyalahi undang-undang di Malaysia.

Kegiatan ini juga dipergunakan oleh Konjen RI untuk mensosialisasikan kegiatan PEMILU Indonesia tahun 2014 yang nantinya akan melibatkan para TKI yang bekerja di perusahaan-perusahaan pengguna. Konjen RI minta agar perusahaan segera mengupdate data TKI untuk diserahkan ke KJRI Kuching dan nanti pada saat pelaksanaan PEMILU mohon kerjasama perusahaan agar memberi kemudahan kepada TKI untuk memilih dan memfasilitasi petugas yang akan ditugaskan ke lokasi.

Menanggapi maraknya perkawinan bawah tangan antar WNI di Sarawak Konjen RI sekaligus mensosialisasikan kegiatan Sidang Itsbat Nikah yang akan dilaksanakan di KJRI Kuching tidak lama lagi untuk meresmikan pernikahan mereka sehingga TKI tersebut dan keluarganya termasuk anak-anaknya terlindungi secara undang-undang.

Sebagai penutup rangkaian kegiatan Peringatan Hari Pendidikan Nasional, pada tanggal 2 Mei 2013 KJRI Kuching telah melaksanakan upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional, di Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Kuching..

Upacara dipimpin oleh Konsul Jenderal RI Kuching yang diikuti oleh seluruh Home staff, Dharma Wanita Persatuan KJRI Kuching, local Staff, masyarakat Indonesia di Kuching, mahasiswa dan Tenaga Kerja Indonesia. Petugas upacara para peringatan kali ini adalah para mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) cabang Sarawak

Dalam upacara peringatan tersebut, Pembina Upacara membacakan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang mengambil tema “Meningkatkan Kualitas dan Akses Berkeadilan” yang intinya mengungkapkan bahwa dalam perspektif sosial kemasyarakatan ada tiga penyakit sosial yang sangat besar dampak negatifnya yaitu kemiskinan, ketidaktahuan dan keterbelakangan peradaban yang mana ketiga penyakit tersebut hanya dapat diobati dengan pendidikan yang akan menjadi penyembuh dari ketiga penyakit sosial tersebut.

Upacara berlangsung dengan khidmat, tertib dan lancar yang dilanjutkan dengan ramah tamah.

Pendidikan adalah  kebutuhan asasi anak-anak yang harus diperhatikan serius terutama menyangkut anak-anak TKI yang tidak bisa dihindari harus ikut orangtuanya sebagai TKI.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan harus proaktif untuk membantu pendidikan anak-anak TKI ini terutama yang sangat mendesak saat ini adalah penyedian sarana seperti buku-buku, tenaga pengajar atau meningkatkan kesejahteraan tenaga pengajar yang telah ada, akreditasi dan pemantauan secara rutin.

Mengingat masalah pendidikan anak adalah tanggung jawab segala unsur dan lapisan masyarakat, perlu kiranya melibatkan pihak swasta dan LSM untuk turut berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan anak-anak TKI tersebut baik dalam bentuk Sunber Daya Manusia maupun finansial.

Anak-anak TKI yang ditampung belajar di CLC yang ada saat ini sangat sedikit dibandingkan jumlah anak-anak TKI keseluruhan di Sarawak. Oleh karena itu perlu lebih banyak lagi usaha semua pihak baik pemerintah Indonesia, perusahaan pengguna TKI dan elemen masyarakat lainnya untuk berupaya mendirikan lebih banyak lagi CLC di Sarawak khususnya di perkebunan kelapa sawit melalui kerjasama kemitraan.

Dalam masa dekat perlu direncanakan pendirian Sekolah Indonesia di Sarawak karena jumlah anak-anak TKI usia sekolah yang relative banyak yaitu sekitar 4.000 orang. (Sumber : KJRI Kuching)
Share this article :
 
Support : Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Kuching Malaysia | | Johny Template | |
Copyright © 2011. KJRI Kuching - All Rights Reserved
No. 21, Lo 16557, Block 11, jalan Stutong, MTLD, 93350, Kuching Sarawak
Proudly powered by Blogger