Kuching,
17/08/2014 – Upacara menaikkan bendera Merah Putih menandai dimulainya acara
peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-69 di KJRI pada pukul 08.45 waktu setempat
yang dipimpin oleh Konsul Jenderal selaku Inspektur Upacara berlangsung dengan
tertib dan aman. Komandan upacara dan pasukan pengibar bendera (paskibra)
adalah anggota Satgas TNI di perbatasan Sarwak-Kalimantan yang dibawah
koordinasi L.O. TNI dan staf Teknis POLRI.
Hadir
dalam upacara HUT RI tersebut adalah staf KJRI, tokoh-tokoh masyarakat, dosen
dan mahasiswa serta tenaga kerja Indonesia yang berada di Kuching dan
sekitarnya.
Dalam
sambutannya, Konsul Jenderal menyampaikan pokok pidato Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono di DPRT tanggal 15/08/2014, utamanya menyangkut kebijakan luar negeri
Indonesia, antara lain sebagai berikut:
1. Dikatakan
bahwa peningkatan postur Indonesia yang sebelumnya adalah bangsa yang tadinya
terbelakang di Asia, sekarang Indonesia telah naik menjadi middle-income country, menempati posisi ekonomi ke-16 terbesar
dunia, dan bahkan menurut Bank Dunia telah masuk dalam 10 besar ekonomi dunia
jika dihitung dari purchasing power
parity. DI samping itu, Indonesia merupakan anggota G-20, yang merupakan
forum penting yang membicarakan kebijakan ekonomi dunia
2. Dikatakan
lebih lanjut, “Indonesia dari bangsa yang seluruh penduduknya miskin di tahun
1945, Indonesia di abad ke-21 mempunyai kelas menengah terbesar di Asia
Tenggara – dan salah satu negara dengan pertumbuhan kelas menengah yang
tercepat di Asia.” “Dari bangsa yang kerap jatuh bangun diterpa badai politik
dan ekonomi, kita telah berhasil mengkonsolidasikan diri menjadi demokrasi
ketiga terbesar di dunia. Pendek kata setelah hampir 7 dekade merdeka,
Indonesia di abad ke-21 terus tumbuh menjadi bangsa yang semakin bersatu,
semakin damai, semakin makmur, dan semakin demokratis. Kita mengatakan semua
capaian ini tidak untuk berpuas diri atau menepuk dada. Kita mengatakan ini
untuk mengingatkan diri bahwa semua ini berawal dari revolusi 1945 yang
dirintis para pendiri republik”
3. Sebagai
bangsa yang menghargai apa yang telah dilakukan oleh para pendahulunya, kita
jangan sekali-kail menganggap remeh capaian bangsa ini. Kita bisa melihat
sendiri penderitaan luar biasa yang dialami saudara-saudara kita di Gaza
sekarang dan banyak negara di Timur Tengah. Tragedi Palestina yang masih
berlangsung hingga detik ini mengingatkan bangsa kita betapa mahalnya harga
kemerdekaan, persatuan dan perdamaian.
4. Dalam
konflik di Laut China Selatan, Indonesia melalui forum Asean dan melalui
konsultasi langsung dengan engara terkati, terus mendorong penyelesaian secara
damai melalui implementasi Declaration on
the Conduct (DoC) serta penyeleasian Code
of Conduct (CoC) di Laut Tiongkok Selatan.
5. Selain
itu, Indonesia terus berkomitmen untuk memastikan kesiapan diri kita sendiri
menuju pembentukan Komunitas ASEAN 2015 di ketiga pilar, baik dalam pilar
politik dan keamanan, ekonomi, maupun sosial-budaya, demikian pidato Presiden
yang disampaikan oleh Konsul Jenderal.
Selesai
upacara pengibaran bendera, acara dilanjutkan dengan penyerahan tanda
penghargaan Satyalencana Karya Satya 30 tahun kepada seorang staf KJRI dan
medali kepada para pemengang pertandingan olahraga.
Kegiatan
upacara pengibaran bendear ini diliput oleh media massa elektronik (RTM/Radio
TV Malaysia) dan the Borneo Post. dalam wawncara, Konsul Jenderal menyampaikan
perihal upaya hukum yang dilakukan KJRI dalam menyelesaikan kasus-kasus WNI/TKI
yang terancam hukuman mati, yaitu dengan menyediakan pengacara selama persidangan.
Selama 3 tahun KJRI dan pengacara berhasil menyelamatkan 15 WNI/TKI yang
diancam hukuman mati. (wawancara secara lengkap dapat di unduh di : http://www.theborneopost.com/2014/08/18/kes-bunuh-babit-warga-indonesia-membimbangkan/).
Selanjutnya,
Konsul Jenderal mengadakan pertemuan dengan para dosen dan tokoh masyarakat
Indonesia lainnya di aula KJRI. Tujuan pertemuan tersebut adalah untuk menjalin
tali silaturahmi dan sekaligus mengajak para dosen, tokoh masyarakat untuk
bekerjasama, bersinergi untuk membangun kesetiaan kita terhadap tanah air
Indonesia sesuai dengan keahliannya masing-masing. Di bidang pendidikan, KJRI
Kuching telah berupaya untuk memfasilitasi dan menjalin kerjasama dengan
pemerintah Sarawak Malaysia untuk mengembangkan pendidikan di Community Learning Centre (CLC) bagi
putera-puteri keluarga TKI yang bekerja di ladang-ladang. Mengenai pelayanan
kekonsuleran dan keimigrasian, KJRI menetapkan pelayanan 1 hari, saluran Hotline 24 jam, dan satgas perlindungan
yang siaga setiap saat
Pertemuan
informal pertukaran informasi antara KJRI dan tokoh masyarakat seperti ini
sangat dihargai oleh peserta dan diharapkan untuk diadakan secara berkala.
Sebagai
penutup acara upacara bendear peringatan HUT RI ke-69 pada tanggal 17 Agustus
2014, dilaksanakan upacara penurunan bendera sore hari pukul 17.30