\
Selamat datang di Blog Resmi Konsulat Jenderal Republik Indonesia Kuching
Berita

TKW illegal yang sering bermasalah di Luar Negeri

Thursday 28 January 20160 comments

Kuching - Sebut saja namanya Yuyun, wanita kelahiran Bogor, 5 Mei 1975 ini mempunyai nama asli Yulianti Binti Subur Pinang. Ybs pernah beberapa kali menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) antara lain di Arab Saudi dan Johor Baru. Perjalanannya untuk menjadi TKW tidak berhenti sampai disana saja. Situasi kondisi kesulitan keuangan keluarganya memaksanya untuk berangkat masuk ke Suriah pada tanggal 29 November 2013. Dirinya tidak menyadari bahwa Suriah pada waktu itu sudah diguncang oleh peperangan dan kontak senjata yang berkepanjangan antara pasukan Pemerintah Suriah dengan pasukan pemberontak yang didukung oleh Amerika Serikat, Arab Saudi, Turki dan Qatar, serta kelompok teroris Al-Qaeda, Front al-Nusra bahkan ISIS.

Saat berada di Suriah pun dirinya sering kali mengalami kesulitan terkait dengan kondisi keamanan disekitar tempat tinggal majikannya di daerah Muhajireen, Damaskus yang sering kali mendapat serangan dari mortir dan roket pemberontak.

Pada tanggal 6 Januari 2015, dirinya berhasil lari ke KBRI Damaskus. Selanjutnya, setelah mengurus gaji dan hak-haknya, KBRI Damaskus telah berhasil memulangkannya pada tanggal 15 Juli 2015 bersamaan dengan pemulangan 30 orang TKW lainnya dari Damaskus ke Indonesia melalui Beirut, Lebanon.

Saat bekerja di Damaskus, dia mengaku masuk ke Suriah melalui jalur illegal dengan bantuan sindikat perdagangan manusia yang dikendalikan oleh mantan pasangan sumai isteri Bungawati dan Iyad Mansyur dari Kuala Lumpur. Sindikat perdagangan orang tersebut, memasukan para korban Tindak Pidana Perdagangan Orang itu melalui jalur Malaysia-Uni Emirat Arab-Yordania-Suriah.

Tak disangka dan tak diduga, setelah dipulangkan oleh KBRI Damaskus dengan susah payah, ternyata Yuyun masih tidak kapok untuk kembali menjadi TKW dengan menggunakan jalur illegal. Kali ini Yuyun masuk ke Malaysia melalui jalur Entikong sejak September 2015 dengan menggunakan agen Bu Imas dan Pak Raja dari Depok untuk kemudian dipekerjakan secara illegal di daerah Sibu (sekitar 9 jam perjalanan darat di utara Kuching, Sarawak, Malaysia). Saat berada di Sibu dirinya seringkali bekerja berpindah-pindah majikan karena mengaku tidak tahan dengan pekerjaan yang harus dikerjakan.
Terakhir dirinya terpaksa merawat seorang penderita Syphilis alias Raja Singa di Rumah Sakit Sibu yang membuatnya menggigil ketakutan karena penyakit kotor yang diderita majikannya telah mengeluarkan nanah dan berbau busuk.

Hingga pada suatu ketika, saat dirinya sudah tidak tahan lagi bekerja merawat majikan tersebut memaksanya untuk KJRI Kuching, karena mengetahui bahwa salah satu pejabat Konsuler disana pernah bertugas di KBRI Damaskus.

“Dunia per TKW-an ternyata hanya selebar daun kelor, buktinya TKW yang pernah kami selamatkan dari Damaskus Suriah dengan susah payah, ternyata masih juga menjadi TKW di Sarawak (Malaysia)”, ujar Windu Setiyoso, pejabat Konsuler KJRI Kuching yang dipindahtugaskan (Cross Posting) dari KBRI Damaskus ke KJRI Kuching pada bulan Juli 2015 yang lalu.

“Setiap kali melakukan repatriasi dari Damaskus ke Jakarta, kami selalu menekankan para TKW tersebut agar tidak bekerja diluar negeri, karena akan membahayakan keselamatan dirinya sendiri, apalagi jika bekerja sebagai TKW illegal”, tambahnya.
“Saya memang pernah berjanji untuk tidak bekerja dan berangkat lagi ke luar negeri untuk menjadi TKW, tetapi apa daya Pak, tuntutan ekonomi memaksa saya untuk kembali bekerja menjadi TKW”, kilah Yulianti.

Sepertinya pemerintah Indonesia harus mulai secara serius untuk memberdayakan para TKI yang pulang dari luar negeri, khususnya dari daerah konflik seperti Suriah, Yaman, Libya, Iraq, untuk memberikan modal usaha dan keterampilan khusus sekembalinya mereka dari negara-negara konflik tersebut, agar supaya mereka tidak menjadi TKW lagi keluar negeri, karena upaya repatriasi yang pernah dilakukan dengan susah payah seolah-olah tidak ada gunanya kalau mereka kembali bekerja keluar negeri”, tutup Sekretaris I KJRI Kuching tersebut. 
(Sumber: KJRI Kuching)

Share this article :
 
Support : Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Kuching Malaysia | | Johny Template | |
Copyright © 2011. KJRI Kuching - All Rights Reserved
No. 21, Lo 16557, Block 11, jalan Stutong, MTLD, 93350, Kuching Sarawak
Proudly powered by Blogger