\
Selamat datang di Blog Resmi Konsulat Jenderal Republik Indonesia Kuching
Berita

Kunjungan Konjen RI Ke Otoritas Pengelola Pelabuhan Bintulu (Bintulu Port Sdn.Bhd)

Wednesday 3 February 20160 comments

Pada tanggal 28 Januari 2016, Konsul Jenderal RI didampingi oleh Konsul Fungsi Konsuler II dan beberapa staf terkait telah mengadakan kunjungan kerja kepada Otoritas Pelabuhan Bintulu (Bintulu Port Sdn.Bhd / BPSB) di wilayah Kidurong, Bintulu. Konsul Jenderal RI diterima dengan baik oleh Chief Operating Officer / Direktur Operasional Bintulu Port Sdn.Bhd (BPSB), Haji Omar Salleh beserta beberapa   anggota manajemen utama BPSB, antara lain General Manager BPSB,  Manager Operasional, Manager Marketing, dan Public Relation BPSB.

Dalam kunjungan tersebut, Konsul Jenderal RI menyampaikan bahwa maksud kunjungan tersebut adalah untuk membangun dan menjalin hubungan kerja sama yang baik antara KJRI Kuching dengan instansi-instansi di Sarawak, termasuk dengan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) seperti Bintulu Port.

Sdr.Omar Salleh sebagai Direktur Operasional Bintulu Port, menyambut baik kunjungan hormat ini, dan menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan kunjungan resmi pertama dari Konsulat Jenderal RI di Sarawak kepada pihak mereka, dan merupakan suatu kehormatan bagi pihak Bintulu Port menerima kunjungan tersebut.

Setelah acara perkenalan, Sdr.Omar Salleh menyampaikan presentasi singkat mengenai profile perusahaan Bintulu Port Sdn.Bhd (BPSB) yang didirikan pada tahun 1992, dan diberikan konsesi pengelolaan Pelabuhan Bintulu selama 30 tahun oleh Bintulu Port Authority (BPA) yaitu BUMN milik Pemerintah Federal Malaysia. Konsesi pengelolaan tersebut akan berakhir pada tahun 2022, akan tetapi Pemerintah Federal Malaysia akan memperpanjang konsesi pengelolaan sehingga tahun 2052.

Pelabuhan Bintulu mayoritas menangani export produk-produk dan cargo dari Sarawak. Sebanyak 80% export dari Bintulu Port adalah produk Liquid Natural Gas (LNG), selanjutnya diikuti oleh produk Minyak bumi dan produk minyak bumi lainnya, kargo-kargo dalam Kontainer, CPO, Kayu  log, Alumina, Pupuk, dan jenis kargo lainnya.

NO
Top 10 Cargo
(Year 2015)
2015
(million tonnes)
1
LNG
25.08
2
Containerized Cargo
4.23
3
Crude Palm Oil
3.70
4
Condensate
2.78
5
Crude Oil
1.24
6
Petroleum Products
1.16
7
Logs
0.75
8
Alumina
0.75
9
Fertilizer
0.62
10
Other General Cargo
0.45

TOTAL
40.76

Secara umum, pada tahun 2015, Bintulu Port melayani export produk LNG sebesar 25,089 juta ton, dan produk non-LNG sebesar 19,719 juta ton, dengan export menggunakan kontainer sebanyak 243.699 kontainer, dan frekwensi kedatangan kapal sebanyak 7.350 kedatangan. Jumlah ini mengalami penurunan apabila dibandingkan tahun lalu berkisar antara 1,6%  – 13,3% akibat turunnya harga minyak dunia, dan melemahnya perekonomian dunia saat ini.

Setelah paparan mengenai profile perusahaan Bintulu Port Sdn.Bhd, rombongan Konsul Jenderal dibawa meninjau ke objek-objek fasilitas di pelabuhan Bintulu Port menggunakan kapal tunda melalui jalur laut, dan meninjau proses pengisian LNG ke kapal tanker LNG di terminal 4 dan terminal 3, meninjau proses pengisian amonia di terminal 2 Petro Chemical, dan meninjau terminal kontainer sepanjang 450 meter.

Pada malam harinya, Konsul Jenderal memanfaatkan kesempatan kunjungan kerja ke Bintulu ini untuk melakukan pertemuan dengan pengusaha-pengusaha Bintulu dalam Acara Networking Business Dinner, dengan mengundang beberapa perusahaan besar di Bintulu, antara lain Shin Yang Plywood Bintulu Sdn.Bhd, Samling Bintulu Sdn.Bhd, Palm Head Holding Berhad, Sime Darby Plantation Sdn.Bhd, Press Metal Sdn.Bhd, Zed Tee Sdn.Bhd, Forescom Sdn.Bhd, dan Bintulu Port Authority Sdn.Bhd.

Dalam kesempatan makan malam tersebut, Konsul Jenderal RI menyampaikan mengenai berbagai upaya KJRI Kuching di Sarawak untuk memberikan pelayanan dan perlindungan kepada WNI dan BMI yang bekerja di Sarawak, selain itu juga KJRI Kuching dalam menjalankan tugas diplomasi ekonominya berperan untuk menciptakan hubungan kerjasama ekonomi dan perdagangan antara Sarawak dan Indonesia, selain itu mempromosikan peluang investasi  dan ekonomi kepada berbagai pihak di Sarawak. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, KJRI Kuching mensosialisasikan dan menginformasikan, sekaligus juga mengundang para pengusaha yang hadir pada makan malam tersebut untuk mengunjungi Pameran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-31 yang akan dilaksanakan pada tanggal 12 – 16 Oktober 2016 di Jakarta.

Pelabuhan Bintulu nampaknya merupakan salah satu fasilitas vital bagi export Sarawak, dimana 80% komoditas andalan Sarawak yaitu LNG dan Minyak Mentah dilakukan melalui Pelabuhan Bintulu ini. Menurut Omar Salleh, untuk import produk ke Sarawak, nilainya hanya kecil saja, sekitar 20% saja, dan sebagian besar proses import melalui pelabuhan di Kuching, dan pelabuhan Senari di wilayah Pending, Kuching.

Walaupun Pelabuhan Bintulu Port berada di wilayah Sarawak, akan tetapi pengelolaan pelabuhan tersebut dilakukan sepenuhnya oleh Bintulu Port Authority, yang merupakan kepanjangan tangan dari Kementerian Transportasi Pemerintah Federal Malaysia. Sehingga secara tidak langsung sebenarnya Pemerintah Federal Malaysia tetap mengatur regulasi dan memonitor volume serta mengawasi proses export-import yang dilakukan oleh Sarawak.

Kondisi perekonomian dunia yang lesu saat ini, dan harga minyak bumi yang jatuh juga mempengaruhi pendapatan Pelabuhan Bintulu, karena aktivitas export-import yang berkurang sehingga pendapatan mereka menurun antara 10 – 15% dibandingkan tahun sebelumnya.




Share this article :
 
Support : Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Kuching Malaysia | | Johny Template | |
Copyright © 2011. KJRI Kuching - All Rights Reserved
No. 21, Lo 16557, Block 11, jalan Stutong, MTLD, 93350, Kuching Sarawak
Proudly powered by Blogger