Pada tanggal 28 Januari 2016, Konsul Jenderal RI didampingi oleh Konsul
Fungsi Konsuler II dan beberapa staf terkait telah mengadakan kunjungan kerja
kepada Otoritas Pelabuhan Bintulu (Bintulu Port Sdn.Bhd / BPSB) di wilayah
Kidurong, Bintulu. Konsul Jenderal RI diterima dengan baik oleh Chief Operating Officer / Direktur
Operasional Bintulu Port Sdn.Bhd (BPSB), Haji Omar Salleh beserta beberapa anggota
manajemen utama BPSB, antara lain General Manager BPSB, Manager Operasional, Manager Marketing, dan
Public Relation BPSB.
Dalam kunjungan tersebut, Konsul Jenderal RI menyampaikan
bahwa maksud kunjungan tersebut adalah untuk membangun dan menjalin hubungan
kerja sama yang baik antara KJRI Kuching dengan instansi-instansi di Sarawak, termasuk
dengan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) seperti Bintulu Port.
Sdr.Omar Salleh sebagai Direktur Operasional Bintulu
Port, menyambut baik kunjungan hormat ini, dan menyampaikan bahwa kunjungan ini
merupakan kunjungan resmi pertama dari Konsulat Jenderal RI di Sarawak kepada
pihak mereka, dan merupakan suatu kehormatan bagi pihak Bintulu Port menerima
kunjungan tersebut.
Setelah acara perkenalan, Sdr.Omar Salleh menyampaikan
presentasi singkat mengenai profile perusahaan Bintulu Port Sdn.Bhd (BPSB) yang
didirikan pada tahun 1992, dan diberikan konsesi pengelolaan Pelabuhan Bintulu
selama 30 tahun oleh Bintulu Port Authority (BPA) yaitu BUMN milik Pemerintah
Federal Malaysia. Konsesi pengelolaan tersebut akan berakhir pada tahun 2022,
akan tetapi Pemerintah Federal Malaysia akan memperpanjang konsesi pengelolaan
sehingga tahun 2052.
Pelabuhan Bintulu mayoritas menangani export
produk-produk dan cargo dari Sarawak. Sebanyak 80% export dari Bintulu Port
adalah produk Liquid Natural Gas (LNG), selanjutnya
diikuti oleh produk Minyak bumi dan produk minyak bumi lainnya, kargo-kargo
dalam Kontainer, CPO, Kayu log, Alumina,
Pupuk, dan jenis kargo lainnya.
NO
|
Top 10 Cargo
(Year 2015)
|
2015
(million tonnes)
|
1
|
LNG
|
25.08
|
2
|
Containerized Cargo
|
4.23
|
3
|
Crude Palm Oil
|
3.70
|
4
|
Condensate
|
2.78
|
5
|
Crude Oil
|
1.24
|
6
|
Petroleum Products
|
1.16
|
7
|
Logs
|
0.75
|
8
|
Alumina
|
0.75
|
9
|
Fertilizer
|
0.62
|
10
|
Other General Cargo
|
0.45
|
|
TOTAL
|
40.76
|
Secara umum, pada tahun 2015, Bintulu Port melayani
export produk LNG sebesar 25,089 juta ton, dan produk non-LNG sebesar 19,719
juta ton, dengan export menggunakan kontainer sebanyak 243.699 kontainer, dan
frekwensi kedatangan kapal sebanyak 7.350 kedatangan. Jumlah ini mengalami
penurunan apabila dibandingkan tahun lalu berkisar antara 1,6% – 13,3% akibat turunnya harga minyak dunia,
dan melemahnya perekonomian dunia saat ini.
Setelah paparan mengenai profile perusahaan Bintulu Port
Sdn.Bhd, rombongan Konsul Jenderal dibawa meninjau ke objek-objek fasilitas di
pelabuhan Bintulu Port menggunakan kapal tunda melalui jalur laut, dan meninjau
proses pengisian LNG ke kapal tanker LNG di terminal 4 dan terminal 3, meninjau
proses pengisian amonia di terminal 2 Petro
Chemical, dan meninjau terminal kontainer sepanjang 450 meter.
Pada malam harinya, Konsul Jenderal memanfaatkan
kesempatan kunjungan kerja ke Bintulu ini untuk melakukan pertemuan dengan
pengusaha-pengusaha Bintulu dalam Acara Networking Business Dinner, dengan
mengundang beberapa perusahaan besar di Bintulu, antara lain Shin Yang Plywood
Bintulu Sdn.Bhd, Samling Bintulu Sdn.Bhd, Palm Head Holding Berhad, Sime Darby
Plantation Sdn.Bhd, Press Metal Sdn.Bhd, Zed Tee Sdn.Bhd, Forescom Sdn.Bhd, dan
Bintulu Port Authority Sdn.Bhd.
Dalam kesempatan makan malam tersebut, Konsul Jenderal RI
menyampaikan mengenai berbagai upaya KJRI Kuching di Sarawak untuk memberikan
pelayanan dan perlindungan kepada WNI dan BMI yang bekerja di Sarawak, selain
itu juga KJRI Kuching dalam menjalankan tugas diplomasi ekonominya berperan
untuk menciptakan hubungan kerjasama ekonomi dan perdagangan antara Sarawak dan
Indonesia, selain itu mempromosikan peluang investasi dan ekonomi kepada berbagai pihak di Sarawak.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, KJRI Kuching mensosialisasikan dan
menginformasikan, sekaligus juga mengundang para pengusaha yang hadir pada
makan malam tersebut untuk mengunjungi Pameran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-31
yang akan dilaksanakan pada tanggal 12 – 16 Oktober 2016 di Jakarta.
Pelabuhan Bintulu nampaknya merupakan salah satu
fasilitas vital bagi export Sarawak, dimana 80% komoditas andalan Sarawak yaitu
LNG dan Minyak Mentah dilakukan melalui Pelabuhan Bintulu ini. Menurut Omar
Salleh, untuk import produk ke Sarawak, nilainya hanya kecil saja, sekitar 20%
saja, dan sebagian besar proses import melalui pelabuhan di Kuching, dan
pelabuhan Senari di wilayah Pending, Kuching.
Walaupun Pelabuhan Bintulu Port berada di wilayah Sarawak,
akan tetapi pengelolaan pelabuhan tersebut dilakukan sepenuhnya oleh Bintulu
Port Authority, yang merupakan kepanjangan tangan dari Kementerian Transportasi
Pemerintah Federal Malaysia. Sehingga secara tidak langsung sebenarnya Pemerintah
Federal Malaysia tetap mengatur regulasi dan memonitor volume serta mengawasi proses
export-import yang dilakukan oleh Sarawak.
Kondisi perekonomian dunia yang lesu saat ini, dan harga
minyak bumi yang jatuh juga mempengaruhi pendapatan Pelabuhan Bintulu, karena
aktivitas export-import yang berkurang sehingga pendapatan mereka menurun
antara 10 – 15% dibandingkan tahun sebelumnya.