Pada
tanggal 27 Maret 2013 tim dari KJRI Kuching yang dipimpin langsung oleh Konsul
Jenderal RI mengadakan kunjungan ke Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM)
Ladang Tabung Haji Plantation, Gedong, Sarawak yang baru saja dibuka atas
inisiatif KJRI Kuching bekerjasama dengan pihak perusahaan, untuk melihat
secara langsung kegiatan belajar mengajar di ladang tersebut, serta membagikan
perlengkapan sekolah dan peralatan tulis menulis kepada semua peserta didik. Di
perkebunan kelapa sawit inisebanyak 33 orang peserta didik telah mendapatkan
fasilitas pendidikan tingkat Taman Kanak-Kanak dan Tingkat Sekolah Dasara yang
dibimbing oleh 2 orang guru yang telah diberi pelatihan di KJRI Kuching
sebelumnya.
Selanjutnya
pada tanggal 8 – 10 April 2013, Konsul Jenderal RI didampingi Pejabat Pelaksana
Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya serta beberapa staf melakukan kunjungan
kerja ke perkebunan kelapa sawit di Miri milik perusahaan Sarawak Oil Palm
Berhad (SOPB) dan Sarawak Plantation Berhad (SPB).
SOPB
adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berdiri sejak tahun 1969 dan
memiliki keluasan 60.000 ha yang terbagi menjadi 33 estate dengan penyerapan
Tenaga Kerja Indonesia sebanyak 7.500 orang pekerja. Diperkirakan terdapat
sekitar 850 orang anak-anak TKI usia sekolah berada di perusahaan tersebut
karena terpaksa harus ikut orang tuanya yang bekerja sebagai TKI sektor
perladangan dan mereka tidak dapat mengikuti persekolahan formal di Malaysia
karena terkendala oleh peraturan pemerintah setempat yang tidak menerima
pelajar asing kecuali di sekolah-sekolah swasta.
Sebagai
bentuk Corporate Social Responsibility
(CSR) serta tanggungjawab moral, dan himbauan dari KJRI Kuching pihak perusahaan
SOPB telah mendirikan sekolah non formal atau yang dikenali dengan Community
Learning Center (CLC) sebanyak 6 (enam) buah sekolah yang dapat menampung 189
anak-anak TKI di perusahaan tersebut.
Sementara
itu, perusahaan SPB Miri mempunyai 7 buah estate dan diperkirakan terdapat 300
anak TKI usia sekolah dan saat ini baru 60 orang yang dapat ditampung di 2 buah
CLC yang ada. Selain memperhatikan masalah pendidikan anak-anak TKI bentuk CSR
perusahaan terhadap pekerja adalah dengan dibangunnya sebuah Masjid Indonesia
bernila Rp 3 miliar ditengah ladang, pusat penjagaan anak, klinik kesehatan
yang lengkap dengan fasilitas ambulan dan menjalin kerjasama dengan pihak Bank
Muamalat Indonesia yang bisa diakses online dari ladang, untuk memudahkan TKI
melakukan transaksi dan pengiriman uang ke Indonesia. Selanjutnya pihak
perusahaan membawa rombongan KJRI Kuching untuk meninjau satu persatu fasilitas
yang disediakan untuk TKI mulai dari tempat penitipan anak, Masjid, Klinik
Kesehatan, dan 2 buah CLC yaitu CLC ladang iga dan CLC Ladang Bukit Paninjau.
Selanjutnya
pada tanggal 29 April 2013 Tim dari KJRI Kuching yang dipimpin Konsul Jenderal
RI dengan didampingi oleh Pejabat Pelaksana Fungsi Konsuler, Dharma Wanita
Persatuan dan beberapa orang staf melakukan kunjungan dan peninjauan terhadap
kegiatan belajar mengajar diCommunity Learning Center (CLC) di perusahaan PBB
Oil Palm Berhad yang merupakan anak perusahaan Wilmar International Limited
yang mana perusahaan tersebut telah mendirikan 2 (dua) buah sekolahan khusus
untuk anak-anak Indonesia yang cukup lengkap dan memadai dan yang terbaik
diantara CLC yang ada di Sarawak yaitu CLC Saremas dan CLC Segarmas. CLC
Saremas telas diresmikan oleh KJRI Kuching pada tahun 2010 dan saat ini telah
menampung sekitar 80 orang pelajar dari kalanngan anak-anak TKI.
Sementara
itu CLC Segarmas baru dibuka dan peresmiannya dilakukan oleh Konsul Jenderal RI
pada tanggal 29 April 2013 dengan
menandatangani prasasti yang disaksikan oleh pimpinan perusahaan dan
jajarannya, para guru murid dan wali murid.
Pada
kunjungan tersebut selain melakukan dialog dengan pihak perusahaan, pelajar,
wali murid dan guru-guru juga dilakukan pembagian peralatan sekolah kepada
pelajar yang disampaikan oleh ibu-ibu anggota Dharma Wanita Persatuan KJRI
Kuching.
Selanjutnya
pada tanggal 30 April 2013 Tim mengunjungi perusahaan Sime Darby Plantation
Sdn. Bhd. di Lavang Estate, Bintulu untuk meninjau perkembangan pendidikan
anak-anak TKI di sekolah tersebut. Pada kunjungan sebelumnya Konjen RI
menemukan banyak anak-anak TKI usia sekolah berkeliaran tanpa mendapatkan
pendidikan sama sekali. Kemudian KJRI memberikan himbauan kepada perusahaan
agar memperhatikan pendidikan anak-anak tersebut sebagau Social Corporate
Responsibelity (CSR) perusahaan, mengingat Sime Darby adalah perusahaan
perladangan kelapa sawit terbesar di Sarawak.
Pada
kunjungan kali ini didapati perusahaan telah mendirikan sebuah bangunan sekolah
yang cukup megah dengan fasilitas yang mencukupi termasuk perumahan guru, namun
baru akan beroperasi pada bulan Juli 2013 karena masih menunggu
persiapan-persiapan sarana pembelajaran yang belum lengkap. Sementara seorang
guru telah dipersiapkan dan sudah pernah dikirin ke KJRI untuk mengikuti
pelatihan guru. Saat ini kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah pekerja
yang berlokasi di Ladang Pekaka yang hanya menampung sekitar 40 orang anak
didik.
Kegiatan
di ladang tersebut adalah berdialog mengenai pendidikan anak-anak dan acara
seremonial berupa penyambutan yang sangat meriah terhadap tim KJRI Kuching yang
dihadiri oleh ratusan TKI dan anak-anak TKI
Pada
kesempatan tersebut Konsul Jenderal RI menyampaikan hal-hal sebagai berikut
Penghargaan
dan terima kasih kepada perusahaan karena telah memenuhi himbauan KJRI dalam
pendirian CLC sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan anak-anak karena
sebagaimana diketahui pendidikan anak-anak tersebut bukan hanya sebagai
tanggung jawab perusahaan tetapi sudah menjadi kesepakatan bersama pemimpin
kedua buah negara Indonesia dan Malaysia dalam pertemuan yang diselenggarakan
setiap tahun yang juga membahas mengenai pendidikan anak-anak TKI yang berada
di perkebunan di Malaysia.
Disampaikan
juga bahwa pemerintah Indonesia tidak menuntut dan meminta yang berlebihan
kepada perusahaan dalam hal pendidikan
anak-anak tersebut, tetapi cukup sebatas membekali mereka dengan keterampilan
membaca, menulis dan berhitung, mengajari budi pekerti dan pengetahuan umum
tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga mereka dapat mengikuti
ujian Paket A yang nantinya dapat dipergunakan untuk meneruskan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi di Indonesia.
Kepada
manajemen perusahaan Konsul Jenderal RI juga menyampaikan bahwa kepedulian
perusahaan terhadap pendidikan anak-anak Indonesia bukan hanya sebagai tanggung
jawab sosial tetapi jauh dari itu merupakan amal ibadah yang nantinya akan
tetap dikenang oleh anak-anak tersebut dalam meniti karier selanjutnya. Tidak
ada yang mengetahui mereka suatu saat akan menjadi pemimpin atau tokoh penting
negara, sudah tentu jasa perusahaan akan tetap mereka kenang.
Menyinggung
mengenai TKI yang bekerja di ladang tersebut, Konjen RI berpesan bahwa setiap komponen dalam ladang
tidak ada yang tidak penting. Mulai dari ladang Itu sendiri, pemilik modal,
manager, staf dan terutama TKI semua saling membutuhkan dan berperan penting
serta tidak bisa ditiadakan salah satu dari yang lainnya. Jadi diharapkan agar
pihak perusahaan memandang TKI sebagai bagian yang tidak boleh dipisahkan dari
perusahaan dengan memperhatikan hajat hidup dan kesejahteraannya.
Malaysia
akan melaksanakan PEMILU pada tanggal 15 Mei 2013. Sehubungan dengan itu Konjen
RI menghimbau kepada WNI agar tidak melibatkan diri dengan politik dan tidak
terpancing untuk ikut terlibat karena hal tersebut menyalahi undang-undang di
Malaysia.
Kegiatan
ini juga dipergunakan oleh Konjen RI untuk mensosialisasikan kegiatan PEMILU
Indonesia tahun 2014 yang nantinya akan melibatkan para TKI yang bekerja di
perusahaan-perusahaan pengguna. Konjen RI minta agar perusahaan segera
mengupdate data TKI untuk diserahkan ke KJRI Kuching dan nanti pada saat
pelaksanaan PEMILU mohon kerjasama perusahaan agar memberi kemudahan kepada TKI
untuk memilih dan memfasilitasi petugas yang akan ditugaskan ke lokasi.
Menanggapi
maraknya perkawinan bawah tangan antar WNI di Sarawak Konjen RI sekaligus
mensosialisasikan kegiatan Sidang Itsbat Nikah yang akan dilaksanakan di KJRI Kuching
tidak lama lagi untuk meresmikan pernikahan mereka sehingga TKI tersebut dan
keluarganya termasuk anak-anaknya terlindungi secara undang-undang.
Sebagai
penutup rangkaian kegiatan Peringatan Hari Pendidikan Nasional, pada tanggal 2
Mei 2013 KJRI Kuching telah melaksanakan upacara Peringatan Hari Pendidikan
Nasional, di Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Kuching..
Upacara
dipimpin oleh Konsul Jenderal RI Kuching yang diikuti oleh seluruh Home staff,
Dharma Wanita Persatuan KJRI Kuching, local Staff, masyarakat Indonesia di
Kuching, mahasiswa dan Tenaga Kerja Indonesia. Petugas upacara para peringatan
kali ini adalah para mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Pelajar
Indonesia (PPI) cabang Sarawak
Dalam
upacara peringatan tersebut, Pembina Upacara membacakan sambutan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang mengambil tema “Meningkatkan
Kualitas dan Akses Berkeadilan” yang intinya mengungkapkan bahwa dalam
perspektif sosial kemasyarakatan ada tiga penyakit sosial yang sangat besar
dampak negatifnya yaitu kemiskinan, ketidaktahuan dan keterbelakangan peradaban
yang mana ketiga penyakit tersebut hanya dapat diobati dengan pendidikan yang
akan menjadi penyembuh dari ketiga penyakit sosial tersebut.
Upacara
berlangsung dengan khidmat, tertib dan lancar yang dilanjutkan dengan ramah
tamah.
Pendidikan
adalah kebutuhan asasi anak-anak yang
harus diperhatikan serius terutama menyangkut anak-anak TKI yang tidak bisa
dihindari harus ikut orangtuanya sebagai TKI.
Pemerintah
Indonesia melalui Kementerian Pendidikan harus proaktif untuk membantu
pendidikan anak-anak TKI ini terutama yang sangat mendesak saat ini adalah
penyedian sarana seperti buku-buku, tenaga pengajar atau meningkatkan
kesejahteraan tenaga pengajar yang telah ada, akreditasi dan pemantauan secara
rutin.
Mengingat
masalah pendidikan anak adalah tanggung jawab segala unsur dan lapisan masyarakat,
perlu kiranya melibatkan pihak swasta dan LSM untuk turut berpartisipasi dalam
pelaksanaan pendidikan anak-anak TKI tersebut baik dalam bentuk Sunber Daya
Manusia maupun finansial.
Anak-anak
TKI yang ditampung belajar di CLC yang ada saat ini sangat sedikit dibandingkan
jumlah anak-anak TKI keseluruhan di Sarawak. Oleh karena itu perlu lebih banyak
lagi usaha semua pihak baik pemerintah Indonesia, perusahaan pengguna TKI dan
elemen masyarakat lainnya untuk berupaya mendirikan lebih banyak lagi CLC di
Sarawak khususnya di perkebunan kelapa sawit melalui kerjasama kemitraan.
Dalam masa dekat perlu
direncanakan pendirian Sekolah Indonesia di Sarawak karena jumlah anak-anak TKI
usia sekolah yang relative banyak yaitu sekitar 4.000 orang. (Sumber : KJRI
Kuching)